Pare merupakan daerah tingkat kecamatan, di Kabupaten Kediri, Jawa Timur terkenal sebagai kampung Ingris. Salah satu kesan pertama yaitu mulai dari masuk wilayah Jawa Timur jalan raya mulus dan tidak ditemui lubang di jalanan, bahkan sampai di kecamatan Pare jalanan cukup bagus. Akses ke Pare bisa ditempuh dengan bus atau kereta api. Kalau dari Jakarta bisa mengambil jalur bus yang menuju Surabaya melewati jalur pantura kemudian melewati solo – Sragen – Ngawi – Maiun – Nganjuk – Kertosono – lalu turun di Jombang. Yang mengambil jalur bus disarankan untuk turun di Jombang karena akses kendaraan lebih mudah dan cukup satu kali saja. Berbeda kalau turun di Nganjuk, maka harus menuju ke Kertosono, gati bus ke Kediri, lalu ke Pare. Kalau dari Serang bisa naik bus yang sampai Kediri, Kertosono atau Jombang. Kalau naik bus Rosalia Indah ada yang sampai ke Nganjuk, Kerosono atau Kediri, yang jelas ada beberapa kota ada perwakilan bus tersebut. Dengan bus Executive dengan bus Rosina Serang sampai Ngajuk harga tike sebesar 219.000 ribu rupiah. Dari Nganjuk lebih mudah jika carter mobil, karena kalau ngeteng harus ganti bus minimal dua kali.
Sedangkan untuk ke Serang dari Pare bisa naik kereta api BIMA (Jurusan Surabaya – Gambir) lewat di stasiun Kertosono pukul 18.35 setiap hari dengan harga tiket sebesar 280.000 rupiah. Atau bisa juga naik kereta api eksekutif BANGUNKERTO Jurusan Surabaya – Senin dengan tiket 220.000 rupiah akan lewat Kertosono setap hari pukul 16.56. Karena dari Pare ke Kertosono cukup jauh, sekitar 30 kilometer, maka pemesanan tiket bisa lewat telepon 0358 551424, bisa dipesan 30 hari sebelumnya. Alternatif lain dengan bus Kertosono – Serang bisa ditanyakan lebih lanjut di perwakilan PO Ronina di jalan raya Nganjuk, Kertosono telp. 0358 551312.
Sekilas memang banyak pendatang yang tinggal di daerah ini, terutama para pelajar. Di setiap ruas jalan banyak ditemui tempat kursus bahasa Ingris, dengan berbagai program dua mingguan, bulanan, dua bulan, dan sebagainya. Seiring dengan pertumbuhan kursus yang menjamur, roda perokonomian berjalan lancar. Jika dilihat kanan kiri jalanjarng ada rumah yang hanya difungsikan hanya sebagai rumah tinggal, ada saja usaha yang mereka geluti seiring dengan banyaknya pendatang antara lain, kursus bahasa ingris itu sendiri, warnet, rumah makan, kontrakan, jual alat tulis, toko buku. Yang suka wisata kuliner di sini tempatnya, berbagai jenis makanan banyak dijumpai di sepanjang jalan dengan menu yang sederhana dan harga terjangkau. Misalnya nasi goreng special (pakai telor) cukup dengan merogoh kocek sebesar 5.000 rupiah, bakso 6.000 rupiah, kalau ingin jagung rebus cukup dengan 1.000 rupiah. Begitu juga paket belajar bahasa Inggris 2 minggu 90 menit perhari cukup dengan 60.000 rupiah. Ada juga paket intensif 2 minggu satu hari 5 sesi dengan bayaran 200.000 rupiah (diluar penginapan).
Kalau mau jalan jalan keliling kampung cukup dengan 30.000 rupiah dapat menyewa sebuah sepeda ontel selama 15 hari.
Itulah gambaran awal ketika kami survay sore hari sambil mengenal medan.
Pare bukanlah sebuah tempat yang istimewa, mirip dengan kampung kampung sekitarnya, biasa saja, tata letak rumah seadanya, namun menyimpan misteri mengapa bisa terkenal seantero nusantara.
No comments:
Post a Comment